Senin, 16 Juni 2014

Bab 2 - Hari yang panjang untuk si Madesu


Pertanyaan Yoga :
Apa yang sebaiknya aku lakukan disekolah hari ini?

Ria          :  Tentu saja belajar…
Yoga      :  Hmm… tidak menyenangkan sama sekali.

Keisha    :  …Tidur.
Yoga      :  Sepertinya  bagus juga saranmu Ke-----Dia tidur?!

Mela       :  Bagaimana kalau Kau kembali saja lagi kerumah?
Yoga      :  Boleh saja, tapi tolong turunkan dulu kepalan tanganmu itu dari mukaku!!

Sudah hampir satu minggu aku berada dikelas dengan para gadis, dan seperti yang bisa kalian bayangkan, aku tidak bisa berteman dengan para gadis disini. Jangankan untuk berteman, untuk mendekati mereka pun sulit. Selama ini yang kulakukan dikelas hanyalah memperhatikan mereka saling bicara satu sama lain.
Mungkin karena kesan pertama yang kuberikan dulu sangat buruk. ‘Seorang mesum yang suka menatap dada para gadis’, mungkin itulah kesan mereka padaku. Tapi tidak begitu yang sebenarnya terjadi! Semua adalah kesalah pahaman yang dibuat oleh Maria pada saat hari pertama kelas dimulai. Dia mengira aku sedang memandangi dada Ria, sedangkan sebenarnya aku hanya ingin melihat tagname yang ada diseragam Ria saja, tidak lebih.
“Ha-ah... aku memang pecundang,” Tapi tak masalah, menurutku lebih baik seperti ini, benar ‘kan?


"Yoga~"
Aku merasa ada suara merdu yang memanggilku dari arah belakang. Aku dengan cepat menoleh dan mendapati sesosok gadis cantik yang tersenyum kearahku.
"Namamu, Yoga ‘kan?"
Waa... manisnya! Aku pun mengangguk menjawab pertanyaannya.
Namanya Ria, Dia adalah orang pertama yang kuajak bicara dikelas dan yang lebih penting adalah, Gadis dihadapanku ini sangat manis! Ya, dia benar-benar C-ute! Ngomong-ngomong, dia adalah calon Istri mandiri-ku.
"Kenapa kamu diam saja? Apa kamu tidak mau mengobrol dengan teman-teman yang lain?"
Dia bertanya sambil mencoba duduk di bangku-nya yang letaknya berada di sampingku. Aku yang bingung untuk menjawab pertanyaan hanya menggaruk pipiku dan menjawab seadanya.
"Y-ya, k-kalau itu... aku juga sulit untuk kuberitahukan-nya padamu..."
Mendengarkan ucapanku Ria hanya tersenyum.
"Aku tahu masalahmu! Pasti kamu malu saat mau berkomunikasi dengan yang lain, ‘kan?"
Wah sepertinya dia sudah tahu tentang masalah yang kualami. Mungkin benar, aku memang sangat malu bila harus mengobrol dengan perempuan. Karena bagaimanapun aku ini adalah laki-laki, jadi wajar kalau aku malu atau merasa gugup saat mengobrol dengan seorang perempuan. Tapi, yang paling membuatku tak bisa untuk mengobrol dengan para gadis disini adalah karena aku tidak ingin ada gosip ataupun kesalah pahaman lagi seperti tempo hari. Jadi, mending aku diam saja dan tidak mendekati para gadis itu, benar ’kan?
“Benar ‘kan, Yoga?” Ria kembali bertanya padaku dengan senyum yang masih sama manisnya.
"Y-ya, begitulah! Aku sulit seka—Wuah...!!"
Bruak...!
Tiba-tiba ada yang mendorongku dari belakang dan membuatku terlempar kedepan.
“Oi, apa yang Kau…?!”
"Woah... Si Alien! Apa yang kau lakukan disini?"
Terdengar suara lain dari tempat aku duduk tadi. Ternyata itu hanya seorang gadis dengan syal hijau yang menggantung dilehernya. Rambutnya yang berwarna coklat pendeknya itu sangat kukenal. Dia adalah Mela si gadis barbarian. Sebenarnya namanya Melani, tapi itu terlalu bagus jadi aku ganti dengan ‘Mela’.
“Kenapa Kau jadi berbalik bertanya seperti itu, Mela!?”
"Namaku Melani!"
"Terserah, tapi nama itu sebenarnya terlalu bagus untukmu."
"Apa kau bilang Alien?"
"Jangan panggil aku Alien, aku ini 100% MANUSIA!"
"Heh! Benarkah?"
Dia berkata dengan nada angkuh. Sebenarnya apa maunya?!
"Sudah, sudah jangan berkelahi disini!"
Kami akhirnya bisa tenang setelah Ria melerai kami. Mela lalu memandang manis pada Ria lalu berkata.
"Ria, Ria, bisa kau beritahu masalahmu? Mungkin aku dapat membantu menyelesaikanya."
Dia berubah 180 derajat?!
"K-kalau itu, sebenarnya yang punya masalah adalah Yoga, bukan aku."
"Si Alien ini?"
Dia menunjuku seperti aku ini adalah sebuah benda yang tak ada artinya.
“Akan ku makan Kau!”
<skip>
Aku mungkin sudah mencabiknya kalau Ria tidak menahanku.
"Jadi bagaimana, apa Kamu mau membantunya?"
Tanya Ria pada Mela.
"Baiklah…, tapi mungkin aku butuh bantuanmu untuk men-translate bahasa Alien ini!"
“Sial, Wanita ini benar-benar ingin dirobek mulutnya!”
Ria menahanku.
"Baiklah. tapi bagaimana cara kita membantunya?"
Mela dengan yakin menjawab.
"Kalau itu aku sudah memikirkan rencana yang pas untuk membantu menyelesaikan masalah si Alien ini."
"Memang bagaimana?"
Mela lalu membisikan sesuatu pada Ria. Tunggu…
“…Memangnya kau tahu apa masalahku?”
Mereka memandang kearahku, terkejut.
“Ya, memang kamu tahu apa masalah yang Yoga alami?”
Ria juga bertanya hal yang sama. Wajah Mela menjadi terkejut. Ternyata benar, dia tidak tahu apa apa.
“A-aku tahu, ‘kok! Kamu ingin me-meng-observasi para manusia, bukan?”
“Observasi dengkulmu! Kau berkata seperti itu seakan aku ini bukan manusia.” Marah!
“Oh, iya, gara-gara pembicaraan yang tak berguna ini, aku jadi lupa menanyakan hal yang penting. Sebenarnya mahluk apa kau ini?”
Eh!?
“Tentu saja aku ini Manusia!!! Kenapa dari kemarin topik pembicaraan kita selalu berujung pada kesimpulan kalau aku ini bukan manusia!?”
“Karena seperti yang sudah kubilang sebelumya, Kau itu terlihat seperti bukan manusia.”
“Aku ini manusia, dasar wanita bodoh!” Aku dengan setengah berteriak berkata padanya.
Kata-kataku tadi akhirnya membuatnya melemah, dia terlihat tertegun setelah aku berkata seperti itu. Akhirnya aku menang!
“Maafkan aku. Sepertinya aku terlalu berlebihaan...” Dia terlihat jadi sedih dan menyesal.
“Memang harusnya seperti itu!”
“Melani…” Ini Ria.
Melihat wajah sedihnya, aku menjadi merasa kasihan padanya. Dia memang semaunya sendiri, tapi dia juga adalah seorang wanita. Aku seharusnya tidak boleh membuatnya bersedih, benar ‘kan?
“Maaf, aku bukan mau membuatmu bersedih tapi…..”
“He~he….”
“He~he?”
“He…he..he..hehehe….hahahahahaha…….”
Dia tertawa?!
“Ternyata benar kau ini seorang Mahluk dari planet lain...” Dia berkata dengan senyum kemenangan di bibirnya.
 “Memang apa yang membuatmu berkata seperti itu, huh!?”
 “Karena kata-katamu tadi terdengar seperti bukan dari bumi. Hahahahahah…..”
Dia benar-benar tidak punya otak~
<skip>
Aku mengabaikanya dan menyuruh Ria untuk segera mempercepat pembicaraan ini.
Ria mengerti dan langsung menarik Mela beberapa langkah kedepan. Mereka berbincang membicarakanku. Tak lama kemudian mereka selesai berbisik-bisik dan menghadap kearahku.
"Kalau begitu, Alien! Rencana penyelesaian akan dimulai besok, maka persiapkanlah dirimu!"
Aku hanya bisa mengangguk dengan ucapan Mela tadi.
Jam istirahat pun selesai, saatnya berlajut ke pelajaran selanjutnya. Entah kenapa aku merasa perasaanku tidak enak dengan senyuman Mela tadi, tapi biarlah mungkin hanya perasaanku saja.
~*~*~
Keesokan harinya, aku memulai operasi penyelesaianku. Walaupun aku pikir ini tidak perlu, karena ini memang tidak perlu! Dan selain itu…
"Kenapa juga aku harus membawa tas kalian seperti ini!?"
Aku mulai bertanya pada mereka berdua.
"Maaf, tapi ini adalah bagian dari rencana kita jadi bersabarlah."
"Ha-ah, Kau ini laki-laki macam apa sih? Baru segitu saja sudah mengeluh!"
Ria dan Mela menjawab pertanyaanku. Walaupun begitu aku tetap tidak mengerti apa yang mereka rencanakan. Aku hanya bisa menghela nafas lemas dan terus berjalan menuju kesekolah bersama mereka.
Saat Kami hampir sampai di gerbang sekolah, aku sempat melihat seorang Pria memandangku dengan penuh amarah. Sepertinya dia satu sekolah denganku. Dia bersandar di tembok dengan pose keren, tapi walaupun begitu, kalau kulihat-lihat dia mempunyai wajah yang sedikit feminim. Aku mulai bertanya-tanya kenapa dia memandangku dengan tatapan seperti itu? Entahlah, kenapa juga memikirkan hal seperti itu, lebih baik aku abaikan saja Laki-laki kurang kerjaan itu….

~Percobaan 1~
Mela menyuruhku untuk bersosialisasi dengan para gadis dikelas dengan mengajak mereka berkenalan. Dan untuk yang pertama, aku harus mengajak berkenalan Keisha. Dia adalah gadis yang waktu perkenalan waktu itu seperti orang mengantuk.
Aku kumpulkan keberanian untuk bertanya pada Keisha yang sedang tertidur dibangkunya. Tunggu, kenapa juga mau mengikuti perintah Si Bodoh itu?! Kalau bukan karena Ria pasti aku tidak akan mau…
"Ma-maaf, Keisha!"
Aku mulai memanggilnya, tapi Dia tidak menjawab dan hanya terus tertidur.
"Maaf...."
Dia tetap tidak menjawab. Akhirnya aku putuskan untuk bertanya padanya untuk yang ketiga kali. Tapi belum sempat aku bertanya, tiba-tiba....
"DAAR..."
"Hiii...."
Seorang wanita mengagetkanku dan membuatku melompat terkejut.
"Hahahaha... Kamu lucu sekali!"
Dia mentertawakanku, dan aku hanya menghela nafasku. Kalau tidak salah namanya, Chyntia. Dia adalah gadis yang cukup tinggi, berambut pendek berwarna coklat yang lebih gelap dari Mela, dan wajah yang bersemangat.
"Oh, ya.... Apa kamu ada perlu sesuatu dengan Keisha?"
Dia bertanya.
"Ah, ya... seperti itulah."
"Ah..... kalau begitu tunggu dulu sebentar!"
Dia lalu menatap kearah Keisha dan meletakan kedua jari telunjuknya dijidatnya seperti seorang yang sedang telepati. Sedang apa dia sebenarnya?
Tak lama kemudian dia lalu berkata padaku.
"Sayang sekali, sepertinya dia tidak ingin diganggu. Katanya dia sedang bermimpi tidur dipadang rumput yang luas dan bermimpi tidur di padang rumput sambil bemimpi tidur dipadang rumput."
"Aku tidak mengerti dengan yang kau ucapkan, tapi… apa Dia tidur dan bermimpi didalam mimpi?!"
"Ya, sepeti itulah Keisha."
“Uh… gadis yang unik.”
“Ya, Keisha memang unik dan cantik.” Dia berkata sambil tersipu.
Kenapa ekspresinya berubah seperti itu…?
<skip>
Haah… sepertinya usahaku gagal, aku harus mencoba percoban lain.
"Kalau begitu terima kasih banyak! Aku harus pergi dulu."
"Ah... ya, sampai ketemu lagi!"
Aku lalu berbalik untuk pergi.... tapi, tunggu! Kenapa aku tidak mengobrol dengan Chyntia saja! Dia juga orangnya mudah diajak bicara jadi tak ada masalah.
Aku pun berbalik bermaksud untuk kembali berbicara pada Chyntia tapi....
“Dia hilang… Apa jangan-jangan Dia Hantu?!”
Ternyata didunia ini banyak hal yang belum aku mengeti, bukan begitu?

~Percobaan 2~
Mela menyuruhku untuk berkenalan dengan gadis tingkat atas di kelas yaitu Maya. Kebetulan waktu itu Dia berada dikelas, biasanya Gadis itu selalu menghilang saat jam istirahat. Rambut pendek sebahu berwarna coklat keemasannya sangat indah saat kupandang. Aku perlahan mendekatinya, tapi ternyata mendadak datang seorang lain yang menyapa Maya. Kalau tidak salah namanya Reni.
Ah…. ini kesempatanku! Jadi ini yang dinamakan sekali dayung dua pulau kudapat. Eh? Apa aku salah…?
<skip>
"H-hai…"
Aku mulai menyapa mereka, tapi…
"Apa baru saja Si Madesu ini menyapaku?"
"Ya, Sepertinya begitu. Lihat dia benar-benar terlihat sangat Madesu."
Maya dan Reni malah berkata sangat kejam! Bahkan setelah berkata seperti itu mereka terus memandangku dengan pandangan jijik. Memangnya aku ini dianggap apa?
“Reni, lihat pandangannya pandanganku itu terlihat menjijikan.”
“Heeeh… benar juga! Aku sepertinya akan mendapatkan gambar yang bagus darinya.”
Aku tidak bisa berkata apapun dan hanya memandang mereka. Rasa maluku mulai muncul saat mereka terus memandang ku jijik. Sepertinya aku harus melompat dari lantai tiga…
"MAAAAAF!!!"
Dengan cepat aku lalu pergi meninggalkan tempat itu.
Mulai saat itu, aku tahu kalau ternyata gadis kaya itu sangat berbahaya…

~Percobaan 3~
Target ku selanjutnya adalah, Rika, Gadis cantik dengan dada yang besar dan rambut pirang keemasan yang indah. Hmm… dia benar-benar gadis yang sempurna, benar ‘kan?
Dia sekarang sedang berjalan dilorong dan sedangkan aku menunggunya dilorong yang sama. Rencananya aku akan menyapanya dan mengajak dia berdiskusi, mudah-mudahan saja dia menanggapiku, karena aku pikir mungkin akan menyenangkan kalau aku bisa mengobrol bersamanya.
Saat dia datang…
"Hai, Rika apa kabar?" Aku berkaata so-cool padanya.
"Eh?!"
Dia terkejut dan terlihat ketakutan.
Kenapa?
“Rika wajahmu memerah.”
“……” Menunduk.
Apa yang harus kulakukan?
“Rika…?”
“Ugh…” Meledak!
Apa dia ketakutaan?
“Rika, Kamu—“
"MAAF!!!"
Kejadian diluardugaan terjadi, dia berteriak dan lalu lari meninggalkanku sendiri.
“Ri-kaa….??”

Haah… Gadis cantik tenyata sulit untuk dimengerti, benar bukan?

~Percobaan 3.5~
Rencana kali ini sama seperti sebelumnya, tapi targetnya saja yang berbeda. Kali ini targetnya adalah Mira. Semua sudah siap, Mira pun sedang berjalan kearahku. Saat dia sudah dekat denganku aku mulai menyapanya.
"Hai, apa kabar?"
Aku menyapanya sama seperti tadi, tapi—Lewat?!
Eh?! Dia mengabaikanku!
Mira hanya melewatiku tanpa sedikitpun menanggapiku.
Sekarang aku mengerti perasaan teman-temanku yang ku yang kuabaikan saat mencoba mendekatiku…

~Percobaan 4~
Sekarang aku disuruh Mela untuk membantu Santi dengan tugas lab-nya. Aku masuk kedalam ruangan Labolatorium sekolah untuk menemuinya. Saat kulihat didalam, ternyata ada seorang gadis manis menggunakan jas laboratorium dan kaca mata dengan frame berwarna biru sedang mencampurkan beberapa cairan kimia hingga menimbulkan asap aneh.
"Maaf, Santi?"
Aku mulai menyapanya dan dia pun mulai mulai menoleh kearahku. Sekilas aku melihat dia mirip sekali dengan karakter Shiguma Rika dari Light Novel terkenal –Boku Wa Tomodachi Ga Sukunai– karangan Hirasaka Yomi. Tapi, mungkin itu hanya pendapatku saja, jadi jangan terlalu dipikirkan.
Perlahan Dia memiringkan kepalanya dan mulai berkata.
"Oh, ternyata ‘Kelinci percobaan’-ku sudah datang ternyata."
Eh, apa Dia bilang kelinci percobaan?
"Maaf, bisa kau ulang sekali lagi…?"
Dia langsung mengambil segelas cairan dan dengan setengah berlari mendekatiku.
"Tidak ada waktu untuk aku menjelaskanya, jadi cepat minum ini!"
Dia menyodorkan sebuah cairan hitam dan berasap padaku. Tidak mungkin aku akan meminumnya, dari rupanya terlihat agak berbahaya.
"Maaf, tapi aku tak mau meminumnya."
"Ueeeh.... Kenapa? Kamu kan kelinci percobaanku, jadi kamu harus mencoba ramuan penghilang ingatanku ini! Lalu setelah itu aku akan membuatmu melakukan semua yang ku mau!"
“Penghilang ingatan?! Kau pasti bercanda, mana mungkin aku meminumnya! Dan lagi……”
“Sudah jangan banyak bicara, ayo minum saja!”
Sepertinya suasana sudah mulai tidak baik. Santi terus saja memaksa-ku untuk meminum ramuanya tadi. Kalau begitu, mending aku pergi dari sini saja! Ya, sepertinya itu lebih baik.
"Santi, maafkan aku! Sepertinya aku banyak urusan, jadi aku harus cepat pergi. Maaf, ya!"
Aku dengan setengah berlari meninggalkanya. Akhirnya aku bisa pergi juga!
Tapi....
"Hey, Kamu tunggu! Kamu harus menghabiskan ramuan ini dulu!"
“Waaaaa..... Dia mengejarku! Dia mengejarku! Aku harus menambah kecepatanku!”
Akhirnya Kami hanya kejar-kejaran saja sepanjang jam istirahat kedua itu…

~Percobaan 5~
"Haah... akhirnya aku bisa lepas juga!"
Aku pun lalu duduk disalah satu meja yang kosong karena mejaku sedang dipakai oleh seseorang. Dihadapanku duduk seorang gadis manis yang sedang memakan coklat. Wah...sepertinya coklatnya enak juga! Tanpa sadar aku terus memanadangi-nya. Dia yang sadar terus kuperhatikan lalu memandang kearahku sambil tersenyum.
"Ada apa? Apa kau mau mencicipi Coklatku ini?"
Dia menyodorkan satu potong coklat miliknya padaku.
"Ah… tidak-tidak….”
“Ah, jangan sungkan. Ayo coba!”
Ini seperti kejadian ini sama seperti saat aku bertemu Santi, tapi sekarang yang ditaawarkan padaku adalah sepotong coklat, sepertinya tidak seburuk minuman penghilang ingatan buatan Santi tadi.
Aku lalu menganbil potongan coklat yang ada ditanganya. Dengan cepat aku memasukanya kedalam mulutku. Setelah kumasukan coklat itu dalam mulutku, ternyata rasanya...
"Manis~!"
Rasanya seperti ada di surga!
“Ngomong-ngomong ini coklat penambah gairah s*ks.”
Bruuuutt!!!!!
“Bercanda! Bercanda!”
<skip>
"Yoga, namamu Yoga 'kan? Namaku Marina, tapi kamu bisa memanggilku Mama kalau kau mau."
Dia mengajaku berkenalan….. aku kira aku yang harus mengajaknya berkenalan, tapi ternyata dia yang mengajakku berkenalan terlebih dahulu. Marina kau gadis kedua yang sangat baik padaku.
"Oh, Ya! Yoga kamu mau coklat lagi?"
"Ya Mama, sepertinya aku ingin coklat itu lagi." Sambil tersenyum.
"Ya, tunggu sabar! Sabar! Ya, aa...."
Aku membuka mulutku dan Dia mulai menyodorkan coklatnya. Coklat lagi aku senang bisa memakanya! Tapi belum sempat coklat itu masuk kedalam mulutku, tiba-tiba…
"Waaa…!"
"Kau sedang apa disini? Ayo lanjutkan tugasmu bersama Santi! Aku sudah berjanji padanya…"
“Mela… lepaskan akuu….!!”
“BERISIIK!!”
Aku diseret oleh Mela keluar dari kelas. Pada akhirnya aku tidak bisa mendapatkan coklat manis tadi. Sungguh menyedihkan! Sepertinya, ini adalah akhir dari hidupku yang Madesu ini…
Tunggu, kemana Ria? Kenapa dia tidak ada disaat sepeti ini? Ria, dimana kamu? Tolong selamatkan aku dari gadis setan ini… aku mohon Ria, selamatkan akuuu…..!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar