Pertanyaan Yoga :
Apa yang sebaiknya aku lakukan disekolah hari
ini?
Ria : Tentu
saja belajar…
Yoga : Hmm…
tidak menyenangkan sama sekali.
Keisha : …Tidur.
Yoga : Sepertinya bagus juga saranmu Ke-----Dia tidur?!
Mela : Bagaimana
kalau Kau kembali saja lagi kerumah?
Yoga : Boleh
saja, tapi tolong turunkan dulu kepalan tanganmu itu dari mukaku!!
Sudah hampir satu minggu aku berada dikelas
dengan para gadis, dan seperti yang bisa kalian bayangkan, aku tidak bisa berteman
dengan para gadis disini. Jangankan untuk berteman, untuk mendekati mereka pun
sulit. Selama ini yang kulakukan dikelas hanyalah memperhatikan mereka saling
bicara satu sama lain.
Mungkin karena kesan pertama yang kuberikan
dulu sangat buruk. ‘Seorang mesum yang suka menatap dada para gadis’, mungkin
itulah kesan mereka padaku. Tapi tidak begitu yang sebenarnya terjadi! Semua
adalah kesalah pahaman yang dibuat oleh Maria pada saat hari pertama kelas
dimulai. Dia mengira aku sedang memandangi dada Ria, sedangkan sebenarnya aku
hanya ingin melihat tagname yang ada
diseragam Ria saja, tidak lebih.
“Ha-ah... aku memang pecundang,” Tapi tak
masalah, menurutku lebih baik seperti ini, benar ‘kan ?
"Yoga~"
Aku merasa ada suara merdu yang memanggilku
dari arah belakang. Aku dengan cepat menoleh dan mendapati sesosok gadis cantik
yang tersenyum kearahku.
"Namamu, Yoga ‘kan ?"
Waa... manisnya! Aku pun mengangguk menjawab
pertanyaannya.
Namanya Ria, Dia adalah orang pertama yang
kuajak bicara dikelas dan yang lebih penting adalah, Gadis dihadapanku ini
sangat manis! Ya, dia benar-benar C-ute!
Ngomong-ngomong, dia adalah calon Istri mandiri-ku.
"Kenapa kamu diam saja? Apa kamu tidak mau
mengobrol dengan teman-teman yang lain?"
Dia bertanya sambil mencoba duduk di bangku-nya
yang letaknya berada di sampingku. Aku yang bingung untuk menjawab pertanyaan
hanya menggaruk pipiku dan menjawab seadanya.
"Y-ya, k-kalau itu... aku juga sulit untuk
kuberitahukan-nya padamu..."
Mendengarkan ucapanku Ria hanya tersenyum.
"Aku tahu masalahmu! Pasti kamu malu saat mau
berkomunikasi dengan yang lain, ‘kan ?"
Wah sepertinya dia sudah tahu tentang masalah
yang kualami. Mungkin benar, aku memang sangat malu bila harus mengobrol dengan
perempuan. Karena bagaimanapun aku ini adalah laki-laki, jadi wajar kalau aku
malu atau merasa gugup saat mengobrol dengan seorang perempuan. Tapi, yang
paling membuatku tak bisa untuk mengobrol dengan para gadis disini adalah
karena aku tidak ingin ada gosip ataupun kesalah pahaman lagi seperti tempo
hari. Jadi, mending aku diam saja dan tidak mendekati para gadis itu, benar ’kan ?
“Benar ‘kan ,
Yoga?” Ria kembali bertanya padaku dengan senyum yang masih sama manisnya.
"Y-ya, begitulah! Aku sulit seka—Wuah...!!"
Bruak...!
Tiba-tiba ada yang mendorongku dari belakang
dan membuatku terlempar kedepan.
“Oi, apa yang Kau…?!”
"Woah... Si Alien! Apa yang kau lakukan
disini?"
Terdengar suara lain dari tempat aku duduk
tadi. Ternyata itu hanya seorang gadis dengan syal hijau yang menggantung
dilehernya. Rambutnya yang berwarna coklat pendeknya itu sangat kukenal. Dia adalah Mela si gadis barbarian.
Sebenarnya namanya Melani, tapi itu terlalu bagus jadi aku ganti dengan ‘Mela’.
“Kenapa Kau jadi berbalik bertanya seperti itu,
Mela!?”
"Namaku Melani!"
"Terserah, tapi nama itu sebenarnya
terlalu bagus untukmu."
"Apa kau bilang Alien?"
"Jangan panggil aku Alien, aku ini 100% MANUSIA!"
"Heh! Benarkah?"
Dia berkata dengan nada angkuh. Sebenarnya apa
maunya?!
"Sudah, sudah jangan berkelahi
disini!"
Kami akhirnya bisa tenang setelah Ria melerai kami.
Mela lalu memandang manis pada Ria lalu berkata.
"Ria, Ria, bisa kau beritahu masalahmu?
Mungkin aku dapat membantu menyelesaikanya."
Dia berubah 180 derajat?!
"K-kalau itu, sebenarnya yang punya
masalah adalah Yoga, bukan aku."
"Si Alien ini?"
Dia menunjuku seperti aku ini adalah sebuah
benda yang tak ada artinya.
“Akan ku makan Kau!”
<skip>
Aku mungkin sudah mencabiknya kalau Ria tidak
menahanku.
"Jadi bagaimana, apa Kamu mau
membantunya?"
Tanya Ria pada Mela.
"Baiklah…, tapi mungkin aku butuh
bantuanmu untuk men-translate bahasa
Alien ini!"
“Sial, Wanita ini benar-benar ingin dirobek
mulutnya!”
Ria menahanku.
"Baiklah. tapi bagaimana cara kita
membantunya?"
Mela dengan yakin menjawab.
"Kalau itu aku sudah memikirkan rencana
yang pas untuk membantu menyelesaikan masalah si Alien ini."
"Memang bagaimana?"
Mela lalu membisikan sesuatu pada Ria. Tunggu…
“…Memangnya kau tahu apa masalahku?”
Mereka memandang kearahku, terkejut.
“Ya, memang kamu tahu apa masalah yang Yoga
alami?”
Ria juga bertanya hal yang sama. Wajah Mela menjadi
terkejut. Ternyata benar, dia tidak tahu apa apa.
“A-aku tahu, ‘kok! Kamu ingin me-meng-observasi para manusia, bukan?”
“Observasi dengkulmu! Kau berkata seperti itu
seakan aku ini bukan manusia.” Marah!
“Oh, iya, gara-gara pembicaraan yang tak
berguna ini, aku jadi lupa menanyakan hal yang penting. Sebenarnya mahluk apa
kau ini?”
Eh!?
“Tentu saja aku ini Manusia!!! Kenapa dari
kemarin topik pembicaraan kita selalu berujung pada kesimpulan kalau aku ini
bukan manusia!?”
“Karena seperti yang sudah kubilang sebelumya,
Kau itu terlihat seperti bukan manusia.”
“Aku ini manusia, dasar wanita bodoh!” Aku
dengan setengah berteriak berkata padanya.
Kata-kataku tadi akhirnya membuatnya melemah, dia
terlihat tertegun setelah aku berkata seperti itu. Akhirnya aku menang!
“Maafkan aku. Sepertinya aku terlalu
berlebihaan...” Dia terlihat jadi sedih dan menyesal.
“Memang harusnya seperti itu!”
“Melani…” Ini Ria.
Melihat wajah sedihnya, aku menjadi merasa
kasihan padanya. Dia memang semaunya sendiri, tapi dia juga adalah seorang
wanita. Aku seharusnya tidak boleh membuatnya bersedih, benar ‘kan ?
“Maaf, aku bukan mau membuatmu bersedih
tapi…..”
“He~he….”
“He~he?”
“He…he..he..hehehe….hahahahahaha…….”
Dia tertawa?!
“Ternyata benar kau ini seorang Mahluk dari
planet lain...” Dia berkata dengan senyum kemenangan di bibirnya.
“Memang
apa yang membuatmu berkata seperti itu, huh!?”
“Karena
kata-katamu tadi terdengar seperti bukan dari bumi. Hahahahahah…..”
Dia benar-benar tidak punya otak~
<skip>
Aku mengabaikanya dan menyuruh Ria untuk segera
mempercepat pembicaraan ini.
Ria mengerti dan langsung menarik Mela beberapa
langkah kedepan. Mereka berbincang membicarakanku. Tak lama kemudian mereka
selesai berbisik-bisik dan menghadap kearahku.
"Kalau begitu, Alien! Rencana penyelesaian
akan dimulai besok, maka persiapkanlah dirimu!"
Aku hanya bisa mengangguk dengan ucapan Mela
tadi.
Jam istirahat pun selesai, saatnya berlajut ke
pelajaran selanjutnya. Entah kenapa aku merasa perasaanku tidak enak dengan senyuman
Mela tadi, tapi biarlah mungkin hanya perasaanku saja.
~*~*~
Keesokan harinya, aku memulai operasi
penyelesaianku. Walaupun aku pikir ini tidak perlu, karena ini memang tidak
perlu! Dan selain itu…
"Kenapa juga aku harus membawa tas kalian
seperti ini!?"
Aku mulai bertanya pada mereka berdua.
"Maaf, tapi ini adalah bagian dari rencana
kita jadi bersabarlah."
"Ha-ah, Kau ini laki-laki macam apa sih?
Baru segitu saja sudah mengeluh!"
Ria dan Mela menjawab pertanyaanku. Walaupun
begitu aku tetap tidak mengerti apa yang mereka rencanakan. Aku hanya bisa
menghela nafas lemas dan terus berjalan menuju kesekolah bersama mereka.
Saat Kami hampir sampai di gerbang sekolah, aku
sempat melihat seorang Pria memandangku dengan penuh amarah. Sepertinya dia
satu sekolah denganku. Dia bersandar di tembok dengan pose keren, tapi walaupun
begitu, kalau kulihat-lihat dia mempunyai wajah yang sedikit feminim. Aku mulai
bertanya-tanya kenapa dia memandangku dengan tatapan seperti itu? Entahlah,
kenapa juga memikirkan hal seperti itu, lebih baik aku abaikan saja Laki-laki
kurang kerjaan itu….
~Percobaan 1~
Mela menyuruhku untuk bersosialisasi dengan
para gadis dikelas dengan mengajak mereka berkenalan. Dan untuk yang pertama, aku
harus mengajak berkenalan Keisha. Dia adalah gadis yang waktu perkenalan waktu
itu seperti orang mengantuk.
Aku kumpulkan keberanian untuk bertanya pada
Keisha yang sedang tertidur dibangkunya. Tunggu, kenapa juga mau mengikuti
perintah Si Bodoh itu?! Kalau bukan karena Ria pasti aku tidak akan mau…
"Ma-maaf, Keisha!"
Aku mulai memanggilnya, tapi Dia tidak menjawab
dan hanya terus tertidur.
"Maaf...."
Dia tetap tidak menjawab. Akhirnya aku putuskan
untuk bertanya padanya untuk yang ketiga kali. Tapi belum sempat aku bertanya,
tiba-tiba....
"DAAR..."
"Hiii...."
Seorang wanita mengagetkanku dan membuatku
melompat terkejut.
"Hahahaha... Kamu lucu sekali!"
Dia mentertawakanku, dan aku hanya menghela
nafasku. Kalau tidak salah namanya, Chyntia. Dia adalah gadis yang cukup
tinggi, berambut pendek berwarna coklat yang lebih gelap dari Mela, dan wajah
yang bersemangat.
"Oh, ya.... Apa kamu ada perlu sesuatu
dengan Keisha?"
Dia bertanya.
"Ah, ya... seperti itulah."
"Ah..... kalau begitu tunggu dulu
sebentar!"
Dia lalu menatap kearah Keisha dan meletakan
kedua jari telunjuknya dijidatnya seperti seorang yang sedang telepati. Sedang
apa dia sebenarnya?
Tak lama kemudian dia lalu berkata padaku.
"Sayang sekali, sepertinya dia tidak ingin
diganggu. Katanya dia sedang bermimpi tidur dipadang rumput yang luas dan bermimpi
tidur di padang
rumput sambil bemimpi tidur dipadang rumput."
"Aku tidak mengerti dengan yang kau
ucapkan, tapi… apa Dia tidur dan bermimpi didalam mimpi?!"
"Ya, sepeti itulah Keisha."
“Uh… gadis yang unik.”
“Ya, Keisha memang unik dan cantik.” Dia
berkata sambil tersipu.
Kenapa ekspresinya berubah seperti itu…?
<skip>
Haah… sepertinya usahaku gagal, aku harus
mencoba percoban lain.
"Kalau begitu terima kasih banyak! Aku
harus pergi dulu."
"Ah... ya, sampai ketemu lagi!"
Aku lalu berbalik untuk pergi.... tapi, tunggu!
Kenapa aku tidak mengobrol dengan Chyntia saja! Dia juga orangnya mudah diajak
bicara jadi tak ada masalah.
Aku pun berbalik bermaksud untuk kembali
berbicara pada Chyntia tapi....
“Dia hilang… Apa jangan-jangan Dia Hantu?!”
Ternyata didunia ini banyak hal yang belum aku
mengeti, bukan begitu?
~Percobaan 2~
Mela menyuruhku untuk berkenalan dengan gadis
tingkat atas di kelas yaitu Maya. Kebetulan waktu itu Dia berada dikelas, biasanya
Gadis itu selalu menghilang saat jam istirahat. Rambut pendek sebahu berwarna coklat keemasannya
sangat indah saat kupandang. Aku perlahan mendekatinya, tapi ternyata mendadak
datang seorang lain yang menyapa Maya. Kalau tidak salah namanya Reni.
Ah…. ini kesempatanku! Jadi ini yang dinamakan
sekali dayung dua pulau kudapat. Eh? Apa aku salah…?
<skip>
"H-hai…"
Aku mulai menyapa mereka, tapi…
"Apa baru saja Si Madesu ini
menyapaku?"
"Ya, Sepertinya begitu. Lihat dia
benar-benar terlihat sangat Madesu."
Maya dan Reni malah berkata sangat kejam!
Bahkan setelah berkata seperti itu mereka terus memandangku dengan pandangan
jijik. Memangnya aku ini dianggap apa?
“Reni, lihat pandangannya pandanganku itu
terlihat menjijikan.”
“Heeeh… benar juga! Aku sepertinya akan
mendapatkan gambar yang bagus darinya.”
Aku tidak bisa berkata apapun dan hanya
memandang mereka. Rasa maluku mulai muncul saat mereka terus memandang ku
jijik. Sepertinya aku harus melompat dari lantai tiga…
"MAAAAAF!!!"
Dengan cepat aku lalu pergi meninggalkan tempat
itu.
Mulai saat itu, aku tahu kalau ternyata gadis
kaya itu sangat berbahaya…
~Percobaan 3~
Target ku selanjutnya adalah, Rika, Gadis
cantik dengan dada yang besar dan
rambut pirang keemasan yang indah. Hmm… dia benar-benar gadis yang sempurna,
benar ‘kan ?
Dia sekarang sedang berjalan dilorong dan sedangkan
aku menunggunya dilorong yang sama. Rencananya aku akan menyapanya dan mengajak
dia berdiskusi, mudah-mudahan saja dia menanggapiku, karena aku pikir mungkin
akan menyenangkan kalau aku bisa mengobrol bersamanya.
Saat dia datang…
"Hai, Rika apa kabar?" Aku berkaata
so-cool padanya.
"Eh?!"
Dia terkejut dan terlihat ketakutan.
Kenapa?
“Rika wajahmu memerah.”
“……” Menunduk.
Apa yang harus kulakukan?
“Rika…?”
“Ugh…” Meledak!
Apa dia ketakutaan?
“Rika, Kamu—“
"MAAF!!!"
Kejadian diluardugaan terjadi, dia berteriak
dan lalu lari meninggalkanku sendiri.
“Ri-kaa….??”
Haah… Gadis cantik tenyata sulit untuk
dimengerti, benar bukan?
~Percobaan 3.5~
Rencana kali ini sama seperti sebelumnya, tapi
targetnya saja yang berbeda. Kali ini targetnya adalah Mira. Semua sudah siap,
Mira pun sedang berjalan kearahku. Saat dia sudah dekat denganku aku mulai
menyapanya.
"Hai, apa kabar?"
Aku menyapanya sama seperti tadi, tapi—Lewat?!
Eh?! Dia mengabaikanku!
Mira hanya melewatiku tanpa sedikitpun
menanggapiku.
Sekarang aku mengerti perasaan teman-temanku
yang ku yang kuabaikan saat mencoba mendekatiku…
~Percobaan 4~
Sekarang aku disuruh Mela untuk membantu Santi
dengan tugas lab-nya. Aku masuk kedalam ruangan Labolatorium sekolah untuk
menemuinya. Saat kulihat didalam, ternyata ada seorang gadis manis menggunakan
jas laboratorium dan kaca mata dengan frame
berwarna biru sedang mencampurkan beberapa cairan kimia hingga menimbulkan asap
aneh.
"Maaf, Santi?"
Aku mulai menyapanya dan dia pun mulai mulai
menoleh kearahku. Sekilas aku melihat dia mirip sekali dengan karakter Shiguma
Rika dari Light Novel terkenal –Boku Wa Tomodachi Ga Sukunai– karangan Hirasaka
Yomi. Tapi, mungkin itu hanya pendapatku saja, jadi jangan terlalu dipikirkan.
Perlahan Dia memiringkan kepalanya dan mulai
berkata.
"Oh, ternyata ‘Kelinci percobaan’-ku sudah datang ternyata."
Eh, apa Dia bilang kelinci percobaan?
"Maaf, bisa kau ulang sekali lagi…?"
Dia langsung mengambil segelas cairan dan
dengan setengah berlari mendekatiku.
"Tidak ada waktu untuk aku menjelaskanya,
jadi cepat minum ini!"
Dia menyodorkan sebuah cairan hitam dan berasap
padaku. Tidak mungkin aku akan meminumnya, dari rupanya terlihat agak
berbahaya.
"Maaf, tapi aku tak mau meminumnya."
"Ueeeh.... Kenapa? Kamu kan kelinci percobaanku, jadi kamu harus
mencoba ramuan penghilang ingatanku ini! Lalu setelah itu aku akan membuatmu melakukan
semua yang ku mau!"
“Penghilang ingatan?! Kau pasti bercanda, mana
mungkin aku meminumnya! Dan lagi……”
“Sudah jangan banyak bicara, ayo minum saja!”
Sepertinya suasana sudah mulai tidak baik.
Santi terus saja memaksa-ku untuk meminum ramuanya tadi. Kalau begitu, mending
aku pergi dari sini saja! Ya, sepertinya itu lebih baik.
"Santi, maafkan aku! Sepertinya aku banyak
urusan, jadi aku harus cepat pergi. Maaf, ya!"
Aku dengan setengah berlari meninggalkanya.
Akhirnya aku bisa pergi juga!
Tapi....
"Hey, Kamu tunggu! Kamu harus menghabiskan
ramuan ini dulu!"
“Waaaaa..... Dia mengejarku! Dia mengejarku!
Aku harus menambah kecepatanku!”
Akhirnya Kami hanya kejar-kejaran saja
sepanjang jam istirahat kedua itu…
~Percobaan 5~
"Haah... akhirnya aku bisa lepas juga!"
Aku pun lalu duduk disalah satu meja yang
kosong karena mejaku sedang dipakai oleh seseorang. Dihadapanku duduk seorang
gadis manis yang sedang memakan coklat. Wah...sepertinya coklatnya enak juga!
Tanpa sadar aku terus memanadangi-nya. Dia yang sadar terus kuperhatikan lalu
memandang kearahku sambil tersenyum.
"Ada
apa? Apa kau mau mencicipi Coklatku ini?"
Dia menyodorkan satu potong coklat miliknya
padaku.
"Ah… tidak-tidak….”
“Ah, jangan sungkan. Ayo coba!”
Ini seperti kejadian ini sama seperti saat aku
bertemu Santi, tapi sekarang yang ditaawarkan padaku adalah sepotong coklat,
sepertinya tidak seburuk minuman penghilang ingatan buatan Santi tadi.
Aku lalu menganbil potongan coklat yang ada
ditanganya. Dengan cepat aku memasukanya kedalam mulutku. Setelah kumasukan
coklat itu dalam mulutku, ternyata rasanya...
"Manis~!"
Rasanya seperti ada di surga!
“Ngomong-ngomong ini coklat penambah gairah
s*ks.”
Bruuuutt!!!!!
“Bercanda! Bercanda!”
<skip>
"Yoga, namamu Yoga 'kan ? Namaku Marina, tapi kamu bisa
memanggilku Mama kalau kau mau."
Dia mengajaku berkenalan….. aku kira aku yang
harus mengajaknya berkenalan, tapi ternyata dia yang mengajakku berkenalan
terlebih dahulu. Marina
kau gadis kedua yang sangat baik padaku.
"Oh, Ya! Yoga kamu mau coklat lagi?"
"Ya Mama, sepertinya aku ingin coklat itu
lagi." Sambil tersenyum.
"Ya, tunggu sabar! Sabar! Ya, aa...."
Aku membuka mulutku dan Dia mulai menyodorkan
coklatnya. Coklat lagi aku senang bisa memakanya! Tapi belum sempat coklat itu masuk
kedalam mulutku, tiba-tiba…
"Waaa…!"
"Kau sedang apa disini? Ayo lanjutkan
tugasmu bersama Santi! Aku sudah berjanji padanya…"
“Mela… lepaskan akuu….!!”
“BERISIIK!!”
Aku diseret oleh Mela keluar dari kelas. Pada
akhirnya aku tidak bisa mendapatkan coklat manis tadi. Sungguh menyedihkan!
Sepertinya, ini adalah akhir dari hidupku yang Madesu ini…
Tunggu, kemana Ria? Kenapa dia tidak ada disaat
sepeti ini? Ria, dimana kamu? Tolong selamatkan aku dari gadis setan ini… aku
mohon Ria, selamatkan akuuu…..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar